KOMPETISI liga I 2019, adalah ujian terberat bagi pendukung Semen Padang FC. Sejak start hingga menuju pekan ke 10, tak sekali pun meraih angka penuh. Jangankan untuk menang di stadion Haji Agus Salim, mengimbangi lawan saja sulitnya minta ampun. Terakhir lawan imbang Persebaya (0-0).
Apa yang salah dengan tim kebanggan urang awak itu? Permintaan publik agar coach Syafrianto Rusli mundur sudah dipenuhi. Bahkan, tak ada angin dan badai CEO PT Kabau Sirah Semen Padang, Rinold Thamrin diganti mendadak oleh Hasfi Rafiq. Sekarang, manajemen tim urang awak sudah berganti. Namun, tetap juga sulit meraih kemenangan.
Ramuan coach Welliansyah sebagai hadiah kado pertamanya untuk pendukung Semen Padang FC belum terbukti. Hasil terbaik hanya imbang dan imbang. Kondisi ini benar-benar menguji kesetian pendukung tim satu-satunya di tanah Minang. Lalu sampai kapan kesabaran dan ujian akan berakhir?
Apakah klub tertua di era Galatama ini hanya sebagai pelengkap penderita saja. Memang, cobaan tak henti-hentinya datang menghampiri Semen Padang FC. Sempat terdepak ke liga dua. Kemudian, mengawali musim kompetisi liga I dengan langkah terseo-seok. Penggantian pelatih sempat disambut suka cita pendukung tim Kabau Sirah. Namun, bergantinya SR kepada Welliansyah tak jua merobah nasib tetap berada pada dasar klasemen.
Ditangan mantan asisten SR itu, pola main Irsyad Maulana dkk mulai ada perobahan. Sebelumnya, bermain lemah gemulai. Dua laga terakhir di stadion H. Agus Salim, menghadapi Persib dan Persebaya, Irsyad cs tampil ngotot dan pantang menyerah. Strategi main “keras” membuat lawan jadi berfikir. Dampaknya, kartu kuning dan merah bertebaran.
Hasil imbang itu, memang merugikan Semen Padang FC. Meski sudah kerja keras sampai tetes keringat terakhir dan banyak mendapatkan peluang gol. Nasib berkata lain.”Secara permainan sudah ada peningkatan. Tapi tetap saja jelek. Sebagai tuan rumah Semen Padang dinilai tampil bagus jika menang,”ujar Anton Sovnefil Ketua mantan pemain Semen Padang.
Pesimistis kembali menyeruak dikalangan pengamat bola kota Padang. Sebab, dua laga tandang di Kalimantan dan Bali dinilai sangat berat mendapatkan sebiji poin. Karena, dua tim tersebut sulit dikalahkan di kandangnya. Lalu, sampai kapan pendukung Kabau Sirah dapat menikmati satu kemenangan? Entahlah…(***)
catatan Almadi
Wartawan Utama
Komentar