oleh

Tarmizi Mantan Pegulat Sumbar, Menyepi di New York

-Olahraga-218 Dilihat

Mantan pegulat Sumbar, Tarmizi Mawardi saat ini hidup menyepi sejak virus Covid-19 melanda kota New York, Amerika Serikat. Dia tak berani sejengkal pun keluar rumah, sebab wabah dari Cina itu bagaikan film horor yang menakutkan.

“Saya lebih banyak berdiam diri di rumah bersama keluarga. Ancaman wabah virus Corona-19 itu sangat menakutkan. Apalagi sampai sekarang penangkalnya belum ditemukan,” ujar mantan peraih medali perak Kejurnas Gulat tahun 1990, melalui whatsAppnya, Selasa (14/4/2020).

Mantan pegulat nasional itu menilai, wabah Corona bisa diambil hikmahnya. Karena dapat mendekatkan umatnya kepada Allah SWT. Dan sering-seringlah bermunajat agar cobaan ini cepat berakhir.”Jadi ada juga hikmahnya bagi kita. Sekarang aktivitas kerja hanya bisa dilakukan dalam rumah, sembari mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ujar pria yang sudah 25 tahun di negeri Paman Sam AS.

Saat ini serangan virus Covid-19 tertinggi angka kematiannya di AS, untuk itu Tarmizi bersama keluarganya berdiam diri saja dalam rumah. Semua aktivitas baik olahraga, memasak, baca buku dan nonton film dalam rumah. Pria kelahrian Padangpanjang itu adalah dari sekian banyak warga negara Indonesia khususnya Sumatera Barat yang berdomisili dinegeri Paman Sam AS.

Kenapa mantan pegulat nasional itu sampai jauh merantau?. Ini diawali cedera parah saat mengikuti Pelatnas kejuaraan gulat Asia tahun 1990. Cedera ligamen tersebut membuat impiannya hancur menjadi juara Asia.

Dipanggilnya Tarmizi berkat prestasi gemilang ketika mengikuti Kejuaraan nasional (Kejurnas) Gulat di Kota Padang tahun 1990 dengan meraih medali perak. Pada waktu itu Ia dikalahkan oleh Surya Saputra dan Suryadi yang notabene berstatus Juara Olimpade Gulat.

“Saya terkena cidera parah di Pelatnas. Mungkin karena pada waktu itu matras sedang dalam kondisi licin membuat cidera saya parah. Saya saja menjalani operasi di USA untuk memperbaiki cidera ligamen. Total biaya pada waktu itu $30 ribu. Untung saja asuransi yang menanggung, jadi tak perlu biaya mahal,” jelasnya.

Baca juga  Nasrul Abit Inginkan Sumbar Tuan Rumah PON 2028

Sejak itu, Tarmizi terus memutuskan menetap di negeri Paman Sam. Karena cedera berat tersebut tidak mungkin lagi memperkuat Sumbar pada cabang olahraga gulat. Dia menceritakan bagaimana pahitnya hidup di AS.” Saya  sampai ke Amerika berkat bantuan sepupu istri tercinta yang sudah lebih dahulu mendarat di sana,” jelasnya.

Sebelum merantau jauh, Tarmizi memantapkan diri meninggalkan perkerjaanya sebagai PNS guru olahraga. Status PNS didapat tahun 1987, setelah menamatkan sekolah di SGO Simpang Haru, Ia sudah berstatus PNS dan mengajar di SD 17 Parak Karakah sebagai guru olahraga. Sembari bekerja, tahun 1988 dirinya pun menjalankan aktftas kuliah di FPOK (FIK UNP-red).

“Sekarang pilihan hidup saya sudah tepat, jauh dari kampung halaman. Ini satu keputusan yang sulit dan butuh keberanian,” ujarnya. (almadi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *